News
Loading...

Ribuan warga Tionghoa berbondong-bondong mendatangi tempat pemandian Eria Nyarumkop Singkawang


Ribuan warga Tionghoa Kota Singkawang, Kalimantan Barat, berbondong-bondong mendatangi tempat pemandian Eria, Kelurahan Nyarumkop, Kecamatan Singkawang Timur, Kota Singkawang untuk melaksanakan tradisi mandi Wushi, yang jatuh pada tanggal 5 bulan 5 penanggalan Imlek, Jumat siang, 7 Juni 2019.

Mandi Wushi merupakan tradisi bagi warga Tionghoa di seluruh dunia yang merupakan bagian dari perayaan Duan Wu Jie, atau perayaan makan kue Bacang.

Tradisi mandi Wushi ini, tidak hanya dilakukan oleh masyarakat Tionghoa Kota Singkawang, tetapi juga dari daerah lainnya seperti Kabupaten Sambas, Bengkayang, dan Kabupaten Mempawah. Bahkan ada beberapa diantaranya, berasal dari Jakarta, Taiwan dan Hongkong, yang menikmati liburan, mengunjungi kerabat keluarganya di Kota Singkawang.

Mereka berbaur menjadi satu, baik tua maupun muda, hingga anak-anak dan balita, tampak asyik bermain air, meski kondisi air di tempat itu tampak keruh. Mereka tetap antusias bermandi ria, dengan menceburkan diri beramai-ramai.

Ng Susi (25), satu diantara Amoy yang tampak asyik mandi Wushi bersama temannya mengatakan, tradisi mandi Wushi selalu dilakukannya setiap tahun di tempat pemandian Eria, Singkawang Timur.

“Saya setiap tahun melakukan tradisi mandi Wushi disini. Saya menyukai tempat pemandian ini, karena alamnya terbuka, aliran airnya berasal dari pegunungan. Saya berharap, dengan mandi Wushi akan membawakan berkah kesejahteraan, kesehatan dan kebahagiaan. Syukur syukur saya bisa cepat dapat jodoh,” kata Ng Susi.

Tradisi mandi Wushi di hari raya Duan Wu Jie, dipercayai masyarakat Tionghoa, akan mendatangkan berkah, terutama berkah keberuntungan, kesehatan, kesejahteran dan cepat dapat jodoh.

Komentar senada juga disampaikan oleh Siau Lie Ngo (26), warga Jalan Sagatani, Kelurahan Sijangkung, Singkawang Selatan. Dia dan keluarganya mandi tengah hari setelah terlebih dahulu bersembahyang di Kelenteng Sak Ku Thai Bong, memohon agar diberikan keberuntungan dan dihindarkan dari segala macam penyakit hingga satu tahun ke depan

"Setiap tahun saya dan keluarga tanggal 5 bulan 5 tahun Imlek selalu mandi disini, dan juga di tempat pemandian Hangmui, untuk mendapatkan berkah pada diri sendiri dan keluarga. Selain mandi Wushi, saya juga menampung airnya untuk disimpan, dan digunakan jika sewaktu-waktu diperlukan," ungkap Siau Lie Ngo.

Ia menjelaskan, tradisi mandi Wushi sudah dilakukan turun-temurun sejak lama, sehingga dia dan keluarga juga turut serta melestarikan budaya masyarakat Tionghoa ini.

Kegiatan mandi tengah hari di tempat alam terbuka, merupakan tradisi turun temurun masyarakat Tionghoa di setiap perayaan Duan Wu Jie. Esensi dari mandi ini, diyakini masyarakat Tionghoa, dapat mensucikan diri dengan harapan akan mendapatkan berkah dan kesejahteraan serta dijauhkan dari segala malapetaka.

Mandi Wushi yang dilaksanakan masyarakat Tionghoa ini, jika dapat dikemas dengan baik, dengan adanya lomba mendayung perahu Naga, bisa menjadi daya tarik yang luar biasa bagi wisatawan nusantara maupun mancanegara untuk berkunjung ke Kota Singkawang.

Selama ini suguhan wisata dalam bidang seni budaya kepada turis manca negara, masih terpaku pada event Cap Go Meh yang berupa seni pertunjukan Tatung. Sementara para turis asing, banyak yang ingin melihat keberlangsungan hidup masyarakat Tionghoa Kota Singkawang yang masih kental dengan tradisi budayanya
Share on Google Plus

About Bengkayang TV

BENGKAYANG TV adalah Media Online Pemberitaan Masyarakat Kabupaten Bengkayang

0 komentar :

Post a Comment